Profil Desa

31 December 2024
karangge
Dibaca 38 kali

Permata tersembunyi yang menawarkan keaslian hidup di pedesaan dan keindahan alam yang tiada tara. Desa kami adalah kolaborasi sempurna antara tradisi dan modernitas, berlokasi di lembah yang subur dengan latar belakang sawah yang hijau dan perbukitan yang megah. Di sini, Anda dapat merasakan kehangatan komunitas lokal yang ramah, menyaksikan kerajinan tangan unik yang dibuat dengan cinta dan dedikasi, serta merasakan suasana pedesaan yang damai dan harmonis. Desa Karanggedang, tempat di mana alam dan budaya berpadu dalam keindahan yang mempesona.

Sejarah Desa

Desa Karanggedang pada awalnya hanya terdiri dari 7 ( tujuh ) Pasang Surup atau Kepala Keluarga. Konon Critanya cikal bakal riwayat  Desa Karanggedang berawal dari rintisan Seorang SENOPATI yang mendapatkan wangsit ketika beliau melakukan pertapaan.

Prosesi sebuah desa dengan segala bentuk kehidupannya pada saat itu, terus berjalan seiring dengan dinamika yang ada.

Melihat potensi dan geografis wilayah Karanggedang, akhirnya sang Senopati menobatkan ponggawanya yang bernama Patra Dikrama sebagai Lurah di Karanggedang dengan ketentuan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Selatan          :  Desa Karanganyar

Sebelah Timur            :  Desa Karanggintung dan Rungkang

Sebelah                       :  Desa Cidadap

Sebelah Barat             :  Desa Penyarang dan Kunci

Berikut adalah  riwayat kepemimpinan di Desa karanggedang  :

RIWAYAT KEPEMIMPINAN DESA KARANGGEDANG

I.
II. LURAH KEDUA ( 1890-1905 )

Lurah kedua bernama WANGSA KRAMA, masa kepemimpinannya hanya 15 tahun dan programnya masih sama dengan Lurah Pertama

III.LURAH KETIGA ( 1905-1920 )

Lurah Ketiga bernama PATRA DIWIRYA, masa kepemimpinannya selama15 tahun dan programnya masih sama dengan Lurah Pertama dan Lurah Kedua.

IV. LURAH KEEMPAT(1920-1941)

Lurah Keempat bernama TIRTA DIWIRYA, masa kepemimpinannya selama 20 tahun pelaksanaan program Lurah keempat sudah mulai ada perubahan. Pada kepemimpinan Tirta Diwirya sudah adan seorang CARIK. Dan Cariknya bernama RATUN Lurah keempat merintis jalan desa dari gerumbul Karanggedang menuju Desa Karanganyar lewat SIndeh dan membuat jembatan sungai ciloning gerumbul Cibitung. Pada tahun 1926 sudah mulai menentukan batas-batas, yang meliputi batas gerumbul, batas kepemilikan tanah perorangan yang disebut dengan istilah KLASIRAN. Kurang lebih tahun 1930an Carik Ratun meninggal dunia, kemudian pada tahun 1931 mengangkat Carik PATRA DIREJA ( SUKARDI ). Pada saat itu tahun 1933 KEPER SURAT-MENYURAT tentang, tatanan pemerintahan desa sudah mulai tertib, termasuk administrasi, pencatatan oaring nikah , cerai , catatan kelahiran dan kematian Pada tahun 1936 mulai terintis kembali untuk pemetaan tanah misalnya Klas tanah, jenis tanah, membuat persil dan batas tanah dan pembuatan batas ABATES dengan tanah kehutanan. Bukti pemilikan tanah saat itu dikenal dengan istilah PETUK, dan didesa ada buku besar kusus catatan tanah yang dikenal dengan LETER C.

Setelah diadakan penertiban masalah pertanahan maka dapat diketahui bahwa luas tanah di Desa Karanggedang adalah 825 Ha, dengan rincian sebagai berikut :

  1. Luas tanah milik 578 Ha
  2. Luas tanah kehutanan 247 Ha

Dari hasil penertiban tanah tersebut maka dibuatlah PETA DESA dan pemetaan dimasing-masing BLOK.  Pada tahun 1941 lurah keempat meninggal dunia.

V. LURAH KELIMA ( 1942-1945 )

Lurah kelima bernama SANMASNGUD, masa kepemimpinannya selama 3 tahun dan programnya masih sama dengan Lurah sebelumnya, hanya saja pada saat itu bangsa kita sedang dijajah jepang sehingga rakyat mengalami krisis ekonomi. Pada tahun 1945 setelah Indonesia Merdeka, semua lurah lurah yang ada dibumi nusantara diberhentikan karena dianggap orang sisa penjajahan.

VI. LURAH KEENAM ( 1945-1959 )

Lurah keenam bernama MADSUKARTA, masa kepemimpinannya selama 10 tahun dan programnya melanjutkan Lurah sebelumnya dan aturan-aturannya sudah mengikuti ERA KEMERDEKAAN PEMERINTAH RI.

CATATAN-CATAN LURAH KEENAM :

  1. Pada tahun 1948 Lurah dan semua warga bersembunyi menghindari patrol tentara belanda ( yang disebut DORENG )
  2. Pada tahun 1949 muncullah pembrontakan DI-TII yang dipimpin oleh Karto Suwiryo ( Lurah adalah merupakan Incaran DI-TII ).
  3. Pada tahun 1950an terbentuklah OPR yang dipimpin langsung oleh Pak Lurah yang tugasnya mengejar / menumpas gerombolan DI-TII.
  4. Walaupun kondisi desa sedang dalam keadaan darurat, akan tetapi MADSUKARTA tetap mikirkan kemajuan pembangunan desanya, antara lain merintis dan membuat Lapangan sepak bola di sudikampir, membangun sekolahan ( sekarang SD Negeri 1 Karanggedang ) dan pemberantasan buta huruf untuk orang-orang yang belum dapat membaca dan menulis.
  5. Pembangunan dibidang pertanian juga tidak ketinggalan untuk meningkatkan hasil pertanian.
  6. Naluri adat dan istiadat saat itu masih kentel/melekat misalnya Sedekah Bumi/Ruwat Bumi, sholat Idul Fitri, sholat Idul Adha, Muludan/Maulud Nabi.

Pada tahun 1955 melaksanakan program pemerintah yaitu Pemilu Pertama untuk memilih Dewan Konstituante Perancang UUD. Dan tahun 1956 ada Pemilu lagi yaitu memilih DPR Karena MADSUKARTA gigih dalam memajukan desanya sehingga menjadi incaran-incaran musuh ( Gerombolan DI-TII ) dan akhirnya pada akhir tahun 1959 ditodong tembak oleh DI-TII.

VII. LURAH KETUJUH ( 1960-1965 )

Lurah keTUJUH bernama SAN-NGAMAR, masa kepemimpinannya selama 6 tahun dan programnya melanjutkan Lurah sebelumnya.  Pelayanan terhadap terhadap masyarakat / rakyat juga baik, tetapi karena pada tahun 1965 ada peristiwa G.30.S.PKI. sehingga ada sedikit kekurang nyamanan.

VIII.   LURAH KEDELAPAN ( 1966-1967 )

Lurah kedelapan  bernama MUKRAM, masa kepemimpinannya selama 1 tahun, pada awal Orde Baru karena Lurah dan Ponggawanya sudah turun jabatan Pemerintah Kecamatan menugaskan anggota kepolisian, selama kepemimpinannyaMUKRAM membuat Balai Pertemuan di linggasari . Untuk mengesahkan MUKRAM menjadi Lurah maka saat itu diadakan pilihan, yang jagonya MUKRAM dan BUMBUNG KOSONG, karena MUKRAM kurang disenangi masyarakat maka yang jadi adalah “ BUMBUNG KOSONG “ sehingga jabatan MUKRAM lengser.

IX. LURAH KESEMBILAN ( 1967-1979 )

Lurah kesembilan  bernama MUJIMIN, masa kepemimpinannya selama 12 tahun.

MUJIMIN adalah seorang ABRI anggota koramil sidareja, pada pemerintahannya mengadakan konsolidasi dengan pemerintahan desa, penertiban kembali pada masyarakat dan mengadakan pilihan pamong desa yang dipilih sah oleh rakyat

Hasil Karya MUJIMIN ketika menjadi Lurah :

  1. Bidang Keamanan membentuk/menunjuk anggota kemanan Hansip/Hanra
  2. Bidak Politik membelajri masyarakat tentang P-4 dan UUD 1945, dan pada tahun Pemilu hasilnya menggembirakan
  3. Bidang Pembangunan Merintis jalan gerumbul Wanadadi tembus Ciotes Desa Karanganyar
  4. Bidang Olahraga Sepak bola dan Bola Voly selalu menang
  5. Pada tahun 1979 meninggal, dan diteruskan oleh SALIM selaku Carik menjadi PJS pada tahun 1980, dengan hasil karya :
  6. Menyelesaikan pembayaran tanah untuk SD 3 pada pemilik lama
  7. Membuat Masjid Linggasari
  8. Merobah dan melebarkan jalan-jalan desa yang semula belum dapat dilalui kendaraan, baik motor ataupun mobil.
X. LURAH KESEPULUH ( 1980-1988 )

Lurah kesembilan  bernama SARNO, masa kepemimpinannya selama 8 tahun, proses pemilihan lurah kesepuluh melalui pemilihan langsung oleh masyarakat. Ketika masa jabatan Lurah kesepuluh terbitlah Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Struktur Organisasi Pemerintah Desa. Sehingga sebutan Pimpinan Desa dan Pamong Desa yang semula ;

  1. LURAH DIGANTI MENJADI KEPALA DESA,
  2. Carik menjadi Sekretaris Desa
  3. Kepala Ururan ( Kaur ) yang semula tidak ada menjadi ada, misalnya :
  4. Kaur Pemerintahan
  5. Kaur Pembangunan
  6. Kaur Keuangan
  7. Kaur Kesra
  8. Kaur Umum

( Para Kaur bertanggung jawa kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa )

  1. Bau menjadi Kepala Dusun ( Kadus )
  2. Kebayan pulisi menjadi Pembantu Kadus
  3. Kayim tetap;

Pada kepemimpinan Kepala Desa Kesepuluh banyak kemajuan dan perubahan /peningkatan tatanan-tatanan baru yang dicapai misalnya :

  1. Bidang administrasi maupun pembukuan-pembukuan lainnya.
  2. Bidang kemasyarakatan
  3. Terbentuknya kelembagaan Desa seperti LMD dan LKMD.
  4. Terbentuknya gerakan masyarakat mbangun desa
  5. Bidang Pembangunan, antara lain
  6. Membangun Makadam Jalan raya Karanggedang Utara sampai dengan Ciotes Karanganyar
  7. Membangun Balai dan Kantor Desa
  8. Memperluas lokasi gedung SDN 01 Karanggedang
XI. LURAH KESEBELAS ( 1988-1997 )

Lurah kesebelas  bernama CARSONO , masa kepemimpinannya selama 8 tahun, proses pemilihan lurah kesepuluh melalui pemilihan langsung oleh masyarakat. Pada kepemimpinan Kepala Desa Kesebelas jugamengalami  banyak kemajuan dan perubahan /peningkatan tatanan-tatanan baru yang dicapai misalnya :

  1. Bidang administrasi maupun pembukuan-pembukuan lainnya.
  2. Bidang Kemasyarakatan
  3. Bidang Pembangunan, antara lain
  4. Membangun Puskesmas Pembantu di Dusun Cibitung
  5. Pengaspalan jalan Desa
  6. Listrik Masuk Desa
  7. Pembelian tanah kas desa diwanacala.

Pada tahun pertengahan 1997 sampai dengan tahun 1999 terdapat kekosongan Kepala Desa sehingga Sekretaris Desa pada saat itu ( Bapak salim ) sebagai Kartiker atau Penjabat Kepala Desa sementara.

XII.     LURAH KEDUABELAS ( 1999-2007 )

Lurah keduabelas  bernama TARWIN , masa kepemimpinannya selama 8 tahun, proses pemilihan lurah kedua belas melalui pemilihan langsung oleh masyarakat. Pada kepemimpinan Kepala Desa Kesebelas jugamengalami  banyak kemajuan dan perubahan /peningkatan tatanan-tatanan baru yang dicapai misalnya :

  1. Bidang administrasi maupun pembukuan-pembukuan lainnya.

( Pembelian Computer 1 unit )

  1. Bidang Kemasyarakatan
  2. Tarkim tingkat masjid dan Mushola
  3. Bidang Pembangunan, antara lain
  4. Membangun Puskesmas Pembantu di Dusun karanggedang
  5. Pengaspalan jalan Desa
  6. Listrik Masuk Desa
  7. Pembangunan POLINDES
  8. Perluasan Kantor Balai Desa dan pengeramikan serta pavingisasi halaman Balai Desa.
XIII.   LURAH KETIGABELAS ( 2007-2013 )

Lurah ketigabelas bernama SUKAHAR , masa kepemimpinannya selama 8 tahun, proses pemilihan Kepala Desa Ketiga belas melalui pemilihan langsung oleh masyarakat. Pada kepemimpinan Kepala Desa Ketiga belas juga mengalami  banyak kemajuan dan perubahan /peningkatan tatanan-tatanan baru yang dicapai misalnya :

1. Penataan Biadang Pemerintahan dan Bidang Administrasi;

  • Penataan Administrasi pertanahan dan Administrasi keuangan Desa
  • Pengadaan Pembelian Computer 3 unit, laktop 1 Unit;
  • Penertiban Administrasi pelayanan masyarakat

2. Bidang Kemasyarakatan

  • Kegiatan Tarkim rutin dimasing-masing mushola pada bulan Puasa
  • Pemberian santunan bagi anak SD berprestasi dan tidak mampu, anak yatim dan orangtua jompo melalui dana Sosial PNPM dan Muslimat NU;
  • Pemberian tali asih bagi siswa kelas 6 ( enam ) yang berprestasi pada setiap kelulusan di SDN Karanggedang 01 sampai dengan 03.
  • Pemberian tali asih bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa yang Purna Tugas;
  • Pengadaan kegiatan silahturahmi tingkat desa pada/paska setelah Idul Fitri/Lebaran;
  • Pengadaan kegiatan olahraga dan sepak bola tingkat RW, antar Desa pada Peringatan HUTRI dan Idul Fitri/Lebaran;

3. Bidang Pembangunan, antara lain

  • Pengaspalan jalan desa dan jalan dusun melalui program PNPM-MP, dana APBD Kabupaten dan Program PPIP;
  • Pembangunan Sumur Bor / SAB melalui Program Pamsimas dan PNPM-MP;
  • Pembangunan Pavingisasi jalan setapak dimasing-masing wilayah dusun;
  • Penambahan jaringan Listrik Masuk Desa di Sudikampir dan Gandulekor Dusun Wanadadi;
  • Pembangunan Gedung PAUD di Dusun Wanadadi dan Dusun Cibitung melalui Program PNPM-MP.
  • Rehab Balai Desa dan pengeramikan Kantor Desa.
  • Peningkatan peternakan kambing bantunan Gubernur Jawa Tengah
  • Pembangunan Talud dan Drainase lapangan Sudikampir melalui dana APBD Kabupaten dan pembenahan lapangan Depok Dusun Karanggedang;
  • Peningkatan bidang pertanian, pembangunan Jides di sawah wanacala dan sawah blok pasiripis dan suwuk Dusun Cibitung;
XIII. LURAH KEMPAT BELAS ( 2013-2019 )

Lurah keempat Belas bernama SUKAHAR

XIV. LURAH KELIMABELAS

Lurah kelima Belas bernama SARYO

Bagikan artikel ini :